PERAHU KERTAS
Dewi Lestari | Bentang Pustaka | 2009
Pengantar: Satukan Mimpi lewat Dongeng
Tak satu pun di antara kita bisa mengatur apa yang akan terjadi nanti,
hari ini, atau besok. Termasuk pertemuan kecil antara Kugy dan Keenan.
Dua manusia beda karakter itu tak menyadari, banyak hal-hal ajaib
menanti setelah pertemuan tersebut.
Diceritakan, Kugy adalah gadis mungil yang hobi berkhayal. Dia sangat
suka menuliskan dongeng ciptaannya yang bagi orang lain merupakan hobi
tak lazim. Belum lagi kegemarannya menulis surat kepada Dewa Neptunus.
Surat tersebut dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan di sungai
atau laut. Kugy menganggap dirinya seorang agen Neptunus.
Sedangkan Keenan digambarkan sebagai sosok yang cerdas. Kesukaannya di
bidang melukis tidak mendapat restu dari ayahnya. Dia justru diarahkan
ke bidang bisnis untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Berdua, Kugy dan
Keenan menjalin persahabatan. Mereka berbagi mimpi dan saling mendukung.
Acara nonton bareng atau makan sepulang kuliah jadi rutinitas wajib
bersama dua sahabat mereka, Noni dan Eko. Perasaan berbeda mulai muncul
di antara Keenan dan Kugy. Namun, mereka berdua memilih menyimpan
perasaan tersebut. Apalagi, saat itu Kugy sudah punya pacar.
Konflik mulai muncul di sini. Karena kesalahpahaman, persahabatan Noni
dengan Kugy nyaris dikorbankan. Selain itu, ada saja hal-hal yang
menghalangi perasaan Keenan dan Kugy. Keduanya harus terpisah beberapa
waktu.
Ikuti Jejak si Agen Neptunus Meraih Kebahagiaan
Yakin dengan Kata Hati
Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya
ada, segala sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah
telapak kaki kita.
Bait tersebut adalah potongan puisi Kugy untuk Keenan di salah satu
bagian Perahu Kertas. Rasanya, memang tidak ada yang salah dengan usaha
menggapai mimpi. Para bookaholic sepakat bahwa hidup berasal dari mimpi.
Wildan Bagus Aditya, Merlin Dwi Yunaniar, Anisah Fathinah, Gadhis Richi
Andita, dan Yanuar Satria Putra kagum dengan jalan yang berani diambil
Kugy serta Keenan untuk mempertahankan impian mereka.
Cerita yang dimulai dengan pertemuan Kugy dan Keenan tersebut membuat
para bookaholic ikut tersenyum dalam diskusi sore itu. “Salut sama Kugy.
Sebagai cewek, dia sama sekali nggak jaim. Bener-bener tipikal cewek
yang unik. Berantakan, tapi cantik,” ujar Adit, sapaan akrab Aditya,
membuka percakapan.
Ucapan Adit tersebut langsung mendapat respons dari Merlin Dwi Yunaniar
atau yang akrab disapa Merlin. “Menurut aku, Kugy sama Keenan sama-sama
unik. Bayangin aja, kok bisa gitu ya. Keenan klop sama Kugy yang
ngaku-ngaku bahwa dia adalah agen Neptunus. Hehehe,” ujar Merlin sembari
membayangkan wujud tokoh Keenan dalam dunia nyata.
Jalan cerita novel ini, menurut Gadis (panggilan Richi Gadis Andita)
selalu menarik. Setelah membaca, rasanya enggan untuk meletakkan Perahu
Kertas. Pengin langsung dibaca sampai habis. “Komplet soalnya. Kami bisa
tertawa ngikutin kekocakan si Kugy. Kami bisa ikut terharu waktu Kugy
dan Keenan harus merelakan impian mereka. Rasanya pasti sedih banget,
tuh,” kata Gadis.
Anisah mengungkapkan, perasaan sebel juga ikut muncul gara-gara ulah
Wanda yang sengaja membohongi Keenan demi bisa bersama Keenan. Wanda
terkesan menghalalkan segala cara. “Aduh, jangan sampai jadi orang kayak
Wanda,” tukas Anisah sebal. Teman-teman yang lain juga setuju dengan
Anisah. “Tapi, kadang-kadang kan, kalau sudah masalah perasaan, logika
bisa terabaikan,” ujar Anisah.
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil bookaholic dari Perahu Kertas.
Semangat, perjuangan, dan kerja keras adalah hal yang tak terlewatkan.
Lembar demi lembar novel ini membuat bookaholic terhanyut dengan kisah
cinta Kugy dan Keenan.
“Sayang, ending-nya kok kurang nendang ya? Gampang ketebak gimana akhir
ceritanya,” ujar Yanuar. “Aku kira, bakal ada sesuatu yang beda atau
kejutan,” lanjutnya.
Adit sepakat dengan Yanuar. Menurut dia, dia sudah bisa menebak kisah
Kugy dan Keenan bakal berakhir happy ending. “Nggak apa-apa happy
ending, tapi jalan yang mereka lalui kan nggak gampang. Prosesnya itu
lho yang bisa mengocok emosi kita,” ucap Adit.
Merlin, Gadis, dan Anisah mengangguk penuh semangat. “Itu namanya jodoh
nggak lari kemana. Kayak salah satu quote-nya, jalan kita berputar, tapi
suatu hari kita jadi diri sendiri. Tergapai deh semua cita-cita
mereka,” papar Merlin.
Setelah membaca Perahu Kertas, bookaholic jadi terinspirasi. Mereka
bertekad kuat meraih impian masing-masing. “Intinya, nggak boleh
menyerah,” seru mereka.
* Dikronik dari Harian Jawa Pos Edisi 7 Desember 2009
sumber:
http://bhieruu08.blogspot.com/2010/12/resensi-buku-perahu-kertas-karya-dewi.html